Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
ما زاد عن الحاجة يسمى إسراف، وصرف المال في غير وجهه يسمى تبذير
Menggunakan harta melebihi kebutuhan disebut israf, dan menggunakan harta secara tidak layak disebut tabdzir.
Demikian, kaidah yang disampaikan Imam Ibnu Baz ketika menjelaskan batasan mubadzir dan israf (sikap berlebihan).
Dalam al-Quran, Allah mencela dua sikap ini: Israf dan tabdzir.
Allah membenci sikap israf:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Makan, minumlah kalian dan jangan bersikap israf. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat israf. (QS. al-A’raf: 31).
Allah menyebut orang mubadzir sebagai temannya setan,
وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا . إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
Janganlah bersikap mubadzir. Sesungguhnya orang yang mubadzir itu temannya setan... (al-Isra: 26 – 27)
Imam Ibu Baz ditanya, bagaimana batasan untuk memahami israf dan mubadzir?
Jawaban beliau,
الله
- جل وعلا- بين هذا, وقال-سبحانه-: وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيراً؛ والتبذير
وضع الأموال في غير محلها صرفها في غير جهة النفقة, وقال-تعالى-في صفة
النفقة المضبوطة والمستقيمة: وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا
وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَاماً, يعني لم يزيدوا في
النفقة ولم يقصروا بل أنفقوا وسطا هذا هو المشروع, أما من زاد وأنفق في غير
محل الإنفاق فهذا يقال له إسراف وتبذير, ما زاد عن الحاجة يسمى إسراف,
وصرف المال في غير وجهه يسمى تبذير
Allah ta’ala telah menjelaskan
hal ini. Allah berfirman (yang artinya), ‘Janganlah bersikap mubadzir.’
Tindakan tabdzir adalah menggunakan harta tidak pada tempatnya, seperti
menggunakannya untuk selain nafkah. Allah menjelaskan contoh bentuk
nafkah yang baik,
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَاماً
Orang-orang
yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak
(pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang
demikian. (QS. al-Furqan: 67)
Artinya, mereka tidak
membelajakan harta melebihi kebutuhan nafkahnya, dan tidak pelit dengan
mengurangi jatah nafkah. Namun mereka menggunakan harta pertengahan.
Inilah yang disyariatkan. Adapun orang yang berlebihan dan membelanjakan
harta di luar kebutuhannya nafkah, ini disebut israf dan tabdzir.
Menggunakan harta melebihi kebutuhan disebut israf, dan menggunakan
harta secara tidak layak disebut tabdzir.
(http://www.binbaz.org.sa/mat/20480)
Orang
yang membeli baju atau makanan yang harganya sangat mahal, ini israf.
Baju dan makanan bagian dari nafkah. Namun ketika itu berlebihan,
tergolong israf.
Membeli kendaraan, bagian dari nafkah. Namun
ketika dia koleksi banyak kendaraan dengan berbagai macam jenisnya,
hanya untuk memuaskan hobi, ini masuk israf.
Semua penggunaan
harta untuk kegiatan maksiat, tergolong mubadzir. Pelakunya temannya
setan. Karena menggunakan harta untuk maksiat, termasuk menggunakan
harta di luar batas sewajarnya.
Semua penggunaan harta untuk
merusak badan dan mengganggu lingkungan, itulah tabdzir. Karena merusak
badan termasuk maksiat. Tak terkecuali rokok.
Menggunakan harta untuk menyia-nyiakan waktu, ini maksiat. Sehingga tergolong mubadzir. Termasuk menghabiskan harta untuk PS.
Allahu a'lam .
Ditulis oleh ustadz Ammi Nur Baits
Post a Comment