Tidak jauh berbeda dengan mahasiswa pada umumnya yang suka berjualan
musiman, sebelumnya Jan Sebastian (21) pun mengawali bisnis
reseller makanan ringannya dengan jualan secara musiman.
Pada tahun 2010, Sebastian memulai bisnis makanan
dengan menjual keripik Yen-Yen asli Lampung pada teman-teman di
kampusnya. Bisnis reseller makanan ringan yang dilakoni Sebastian diberi
nama JS Distribution.
Mensiasati modal usaha yang masih sangat terbatas, Sebastian pun
hanya berani mengambil 30 pcs keripik dengan harga sekitar Rp 300.000,00
saja. Ia pun bercerita bahwa ia merelakan diri untuk tidak naik lift
menuju kelasnya di lantai enam demi mencuri perhatian teman-temannya
pada produk yang ia tawarkan.
Strategi yang dilakoni Sebastian dalam menjual produknya pun menuai hasil. Omzet bisnis makanan ringan keripik yang ia jajakan di kampus pun mencapai Rp 1.000.000,00 di bulan pertama.
Sampai suatu saat, Sebastian bertemu dengan orang-orang pabrik yang
memberikan ilmu tentang bisnis makanan. Sejak saat itulah Bastian
memutuskan untuk menjalankan bisnis reseller keripik secara
berkesinambungan, tidak hanya sebagai bisnis musiman seperti yang
dijalankan teman-temannya.
Sejak saat itu pula Sebastian mulai melakukan penawaran secara online melalui forum-forum internet, penawaran by email,
penawaran ke toko-toko, penawaran secara langsung, dan sebagainya.
Hingga kini bisnis reseller keripik yang dilakoninya pun terus
berkembang dan penjualan produk yang dijual semakin bertambah.
Setelah 3 tahun menjalani bisnis reseller keripik di
sekitar kampus, kini Sebastian sudah mampu mengirimkan barang
dagangannya kepada para reseller maupun distributor. Jangkauan bisnis
distribusi makanan Sebastian telah tersebar di empat kota besar di
Indonesia seperti Bangka, Medan, Jakarta, dan Bali. “Sampai dengan
sekarang ini saya terus mencari pabrik atau produsen yang memiliki
produk unggulan dan mau menjalin kerjasama dengan saya” ungkap Bastian.
Meskipun hanya bekerja paruh waktu, namun bisnis distribusi makanan
Sebastian dapat terus berjalan dengan baik. Ia pun tetap bisa
menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu dan menggunakan biaya sendiri
dari hasil bisnis makanan ringannya.
Banyaknya produk unggulan di setiap daerah di Indonesia memotivasi
Sebastian untuk membantu mendistribusikannya. Menurut Sebastian, pada
dasarnya produk asli Indonesia tidak kalah saing dengan produk modern.
Seperti produk keripik rumahan yang dijadikan bisnis reseller makanan
oleh Sebastian.
Selain itu, Sebastian juga termotivasi untuk ikut membantu
meningkatkan minat wirausaha masyarakat. Karena Sebastian melihat
kurangnya minat wirausaha di Indonesia. Strategi yang Sebastian lakukan
dengan cara mendistribusikan produk yang mudah dijual. Dari situlah image positif tentang bisnis akan semakin dominan terutama bagi mahasiswa.
Kini produk yang telah berhasil Sebastian distribusikan adalah
Keripik Pisang asli Lampung, Keripik Buah Sehat, dan Pempek Asli
Palembang. “Dalam menjalankan bisnis reseller makanan ini saya dibantu
oleh 2 orang rekan yang bekerja secara profesional dalam mengatur
seluruh proses pemindahan dari pabrik ke pelanggan”, ungkap Bastian.
Seiring dengan perkembangan bisnisnya, ia berharap ke depan bisnis
makanan ringan yang ia jalankan bisa membuat jaringan distribusi. Dimana
dalam satu atap bisa ditemukan berbagai macam jenis makanan ringan
unggulan Indonesia dan memiliki lebih banyak pelanggan yang sekaligus
mau menjadi rekan bisnis. Dengan menjalin kerjasama dengan pabrik,
ekspedisi, serta rekan-rekan yang profesional Sebastian semakin optimis
bahwa bisnis makanan ringan yang dijalankannya bisa mencapai tujuan yang
diinginkan.
Setiap usaha pastinya akan ada kendala yang harus dilalui, demikian
juga dengan bisnis makanan ringan ini. Kendala utama dalam bisnis
reseller makanan ringan terdapat pada ekspedisi. Terkadang sulit mencari
ekspedisi yang tarifnya sesuai dengan keinginan pelanggan, karena
biasanya pelanggan ingin menjual kembali barang dagangan atau keripik
tersebut. Kendala yang kedua adalah sulitnya memprediksi barang tiba ke
pelanggan dengan tepat waktu, terlebih lagi pada saat cuaca buruk. Hal
itu tentu saja bisa mengurangi kepercayaan pelanggan.
Di samping itu semua, ada kemenangan terbesar yang dirasakan Sebastian dalam menjalankan bisnis makanan ringan
ini, diantaranya adalah bisa membantu orang lain yang ingin memulai dan
menjalankan bisnis. Selain itu, membuat orang tuanya bangga juga
menjadi kemenangan terbesar baginya. Meskipun masih duduk di bangku
kuliah tetapi sudah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, melalui
ide, relasi, modal usaha, dan kerja sendiri.
Sebelum mengakhiri tanya jawab, Sebastian tak lupa memberikan
beberapa kunci suksesnya dalam menjalankan bisnis reseller makanan
ringan ini. Kunci kesuksesan yang pertama adalah jangan pernah takut
untuk bersaing. “Di setiap waktu, di setiap saat, kita bersaing. Kita
lahirpun setelah bersaing. Jadi kenapa harus takut bersaing? Pikirkan
kelebihan dan kelemahan kita dibanding pesaing, dari sana kita bisa tahu
bagaimana cara memenangkan persaingan!” ujar Sebastian.
Kunci kesuksesannya yang kedua adalah think creative and be positive.
“Berfikirlah tentang bagaimana caranya memenangkan persaingan,
bagaimana menjalankan bisnis agar terus berkembang. Jangan pernah
memikirkan kegagalan, pikirkanlah strategi untuk meraih kesuksesan!”
tambah Sebastian.
Post a Comment