Menjamurnya peluang bisnis melahirkan para
entrepreneur baru. Kisah sukses menjadi pengusaha begitu gencar
dikampanyekan oleh mereka yang telah sukses menjalani bisnis. Berbagai
training dan pelatihan bagi startup banyak digelar. Walhasil, setiap
hari ada saja startup baru yang bermunculan. Sebagiannya bahkan berhasil
menarik perhatian, sedangkan yang lain berjuang sebelum akhirnya mereka
mati.
Faktanya, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Shikhar Ghosh, Dosen
Senior di Harvard Business School, menemukan bahwa lebih dari 2000
bisnis startup yang termasuk dalam studi ini, hampir 75% berakhir dengan
kegagalan. Dengan jumlah yang semakin besar, bisa jadi startup anda
yang akan berakhir selanjutnya. Jika anda tidak ingin berakhir dengan
kegagalan, hindari 7 kesalahan besar ini yang sering kali dilakukan oleh
startup.
Tidak ada konsep bisnis yang bisa diuji coba
Anda pasti mencintai ide bisnis. Bahkan mungkin ibu anda berpikir
bahwa anda adalah seorang yang jenius, seakan-akan anda ditakdirkan
untuk menghasilkan uang miliaran rupiah, benar? Salah. Sebuah ide yang
kelihatannya brilian mungkin tidak begitu brilian di mata customerpotensial anda. Mungkin mereka tidak bisa melihat value dalam
penawaran anda, penawaran anda dianggap sama saja dengan ratusan
pesaing anda, bahkan lebih buruk; mereka berpikir produk/layanan anda
tidak memenuhi apa yang mereka perlukan.
Semua informasi ini hanya datang ketika anda mengenyampingkan
pendapat pribadi anda dan menguji konsep bisnis dengan target pasar
anda. Anda bisa melibatkan konsultan professional untuk mengevaluasi
konsep anda atau mengujinya sendiri dengan menawarkan pemakaian gratis
dan mudah digunakan seperti SurveyMonkey dan Qualtrics.
Perbaikan bisnis yang tiada henti
Lalu ada sekelompok orang dari dunia lain. Untuk mencegah kegagalan
dengan cara apapun, mereka masuk ke dalam keadaan dengan kekhawatiran
dan ketakutan yang berlebihan. Mereka adalah orang yang melakukan
perbaikan secara terus-menerus pada produk/layanan dan menahan
peluncuran produk mereka sampai mereka benar-benar puas. Masalahnya
adalah mereka tidak akan pernah puas.
Jangan sampai anda masuk ke perangkap kesempurnaan ini. Tetapkan
tanggal peluncuran yang jelas bagi bisnis anda dan segera luncurkan
ketika anda yakin bahwa anda sudah menyelesaikan semua fitur dasar
bisnis anda.
Melakukan terlalu banyak hal pada saat yang sama
Startup itu seperti bayi yang baru lahir – anda perlu memberinya
makan, mengubahnya dan menangani mood-nya setiap hari. Walaupun sebagian
besar ibu baru bisa bergantung ke ayah untuk mengurus bayi ini, masih
banyak founder startup yang mencoba untuk menjadi ibu, ayah, nenek, dan
kakek sekaligus.
Menurut Mashable dan Harvard Business School, 39% dari semua bisnis startup hanya memiliki satu founder.
Dengan jumlah tugas yang dibutuhkan dalam bisnis, delegasi itu
penting bagi anda. Tetap pegang kontrol pada sebagian besar aspek bisnis
anda, tapi berhentilah capek-capek mengurusi hal-hal kecil. Bawa
partner, tim atau bahkan agency outsourced untuk memastikan bahwa anda tidak terhimpit beban sendirian dalam menjalankan bisnis.
Terjebak dengan teknologi masa lalu
Pertimbangkan hal ini. Laporan Nielsen Digital Consumer
2014 mengatakan bahwa 67% dari konsumen US memiliki smartphone. Mereka
menghabiskan lebih dari 34 jam setiap bulan untuk browsing website atau
bermain-main di aplikasi pada perangkat mobile mereka. Apakah website
mobile anda sudah siap?
Atau ini. Amazon sekarang mulai menjajaki penggunakan drone (pesawat
tak berawak) untuk mempercepat siklus pengiriman mereka. Bisnis kecil
sekarang bisa mengintegrasikan penjualan dalam toko mereka dengan
penjualan online menggunakan platform pembuat toko online.
Atau bahkan ini. Menurut studi yang dilakukan oleh Epsilon, triggered email (pesan
email yang dikirimkan ke seseorang atau subscriber sebagai respon dari
tindakan si subscriber. Sebagai contoh, mengirim pesan konfirmasi
setelah customer membeli barang) lebih sering dibuka dibanding
newsletter biasa hingga empat kali lebih besar. Apakah anda mengirim triggered email? Apakah anda bahkan mencari tahu aktivitas customer anda di website untuk mengirimtriggered email?
Ada banyak teknologi yang sudah maju yang berguna bagi anda untuk memastikan bahwa anda tidak berada di zaman kegelapan.
Tidak mendengar customer bisnis anda
Apakah anda tahu Avon – perusahaan raksasa kosmetik – dimulai dengan
menjual buku dari rumah ke rumah? Pendiri Avon, David McConnell
menemukan ide untuk memberikan parfum kecil sebagai hadiah ke
customer-nya untuk mendorong penjualan bukunya. Untuk melengkapi
kejutannya ini, dia sadar bahwa customer lebih menyukai parfum gratis
ketimbang buku dan lahirlah raksasa ini. Dia tinggalkan bisnis buku ini
dan memulai perjalanannya membuat wanita menjadi lebih cantik di seluruh
dunia.
Berdasarkan cerita ini, customer sering memberikan anda informasi
mendalam pada bisnis yang bisa mengubah masa depan bisnis anda
selamanya. Dengan sosial media, forum konsumen, bahkan email yang sudah
lama, bisnis bisa berbicara ke customer mereka secara langsung.
Dengarlah feedback customer dan terapkan informasi yang anda peroleh dari interaksi customer anda untuk meningkatkan bisnis anda.
Customer yang marah bisa menyebabkan masalah bagi reputasi online
anda jika tidak diatasi dengan baik dan cepat. Siapa tahu bisa lebih
baik daripada United Airlines! Dave Carroll, musisi yang terbang dengan
United Airlines dan saat ia tiba, ia menemukan bahwa gitarnya yang
berharga U$3500 rusak parah. Carroll mengejar United Airlines selama 9
bulan untuk mendapatkan ganti rugi, tetapi tidak berhasil. Jadi ia
memutuskan menuliskan lagu tentang pengalaman menyedihkannya dengan
United Airlines dan mempostingnya di Youtube.
Efeknya adalah saham United turun 10% dalam sehari, merugikan para
pemegang saham lebih dari U$180 juta. Carroll dan lagunya difitur di
Time Magazine, CNBC dan bahkan dirilis pada bukunya sendiri tentang
insiden ini. Videonya di Youtube ditonton oleh hampir 14 juta penonton.
Jangan menjadi the next United Airlines. Dengarkan customer anda yang
kesal dan selesaikan masalahnya sebelum ia menciptakan masalah yang
lebih besar lagi.
Menaruh semua telur di satu keranjang
Bermain dengan resiko tinggi sangat memicu adrenalin, membuat anda
merasa seperti seorang pemberontak yang ceroboh. Akan tetapi, bermain
dengan resiko yang tinggi dengan bisnis anda adalah kebodohan yang
terbaik.
Menggantungkan bisnis hanya pada satu sumber pendapatan adalah jalan
yang biasanya dijalani oleh banyak bisnis. Ya, anda memang memiliki
klien besar yang tidak pernah gagal dan anda selalu bisa bergantung dari
mereka. Atau anda memiliki produk yang menggemparkan dunia dan anda
bisa bernapas dengan mudah. Tetapi bagaimana jika terhadi hal yang
sangat buruk dan satu-satunya klien anda hilang atau konsumen anda lelah
dengan produk anda yang itu-itu saja?
Anda membutuhkan plan B. Artinya anda harus bisa bergantung dari
beberapa klien daripada hanya satu klien. Ini juga termasuk mengerjakan
produk kedua untuk mendukung produk utama atau membuat channel distribusi alternatif jika channel yang
ada bangkrut atau bahkan memiliki backup supplier untuk memenuhi bahan
utama bisnis anda agar anda tidak kehabisan bahan di suatu hari.
Tidak fokus di marketing bisnis
Kita semua tahu bahwa entrepreneur yang bergairah dengan produk
mereka sendiri percaya bahwa produk mereka yang mengagumkan ini akan
menjual dengan sendirinya, berdasarkan pendapat mereka belaka. Walaupun
keadaan seperti ini bisa terjadi di zaman penjualan mobil Ford, keadaan
seperti ini sudah tidak terjadi lagi sejak 60 tahun yang lalu.
Bisnis startup menghadapi tantangan mendasar dalam pengambilan
pilihan yang sulit. Haruskah anda menggunakan sumber daya yang terbatas
untuk fokus membangun produk yang hebat dan percaya bahwa orang-orang
akan datang dengan sendirinya atau haruskah anda menghabiskan uang untuk
membangun produk yang bagus dan melakukan marketing agar customer
datang kepada anda? Jika produk anda tidak ada duanya mungkin bisa saja
anda memiliki pilihan pertama. Sedangkan orang-orang yang biasa harus
melakukan berbagai jalan untuk menarik perhatian customer.
Sebagai startup, anda jelas harus berhemat dan memperhatikan
penggunaan uang. Tetapi marketing adalah salah satu kebutuhan bisnis
yang tidak bisa dihindarkan. Masih banyak yang bisa anda raih dengan
dana yang kecil atau bahkan tidak ada dana, anda bisa bermodalkan
semangat untuk keluar dan promosikan bisnis anda ke target pasar anda.
Manfaatkan blog, platform sosial media, email marketing bahkan word of mouth untuk menciptakan awarenessbrand anda dan mendorong customer kepada anda.
Demikianlah tujuh kesalahan yang biasa dilakukan oleh startup
entrepreneur yang baru pertama terjun ke dunia bisnis. Semoga bisa
diambil pelajaran agar bisnis yang kita kelola tidak mengalami
kegagalan.
Post a Comment