Sungguh mengherankan; jika manusia mengejar dunia yang diciptakan untuknya, hingga seakan-akan dia yang diciptkan untuknya -wal iyaadzu billah-,
dia melayani dunia dengan pelayanan yang luar biasa, dia memforsir
badannya dan pikirannya, (mengorbankan) kesantaiannya dan waktu bersama
keluarganya (untuk dunia)… Lalu apa (hasilnya)? Bisa jadi dia kehilangan
dunia itu dalam sekejab!.. Bisa jadi dia keluar dari rumahnya lalu
tidak kembali lagi.. tidur di atas ranjangnya, lalu tidak bangun lagi..
dan ini nyata adanya.
Dan mengherankannya
lagi, fenomena-fenomena ini kita saksikan, tapi hati-hati ini keras...
Kita menyaksikan seorang yang akad nikah dengan seorang perempuan, lalu
meninggal sebelum dia menggaulinya, padahal dia sangat berhasrat dan
telah lama menginginkannya, namun kematian menghalanginya... Kita
melihat banyak orang yang surat-surat undangan pernikahannya sudah
bersama mereka, lalu mereka meninggal padahal si pengantin wanita masih
di mobil mereka.
Jadi, apa gunanya dunia
jika sampai seperti ini dalam menipu? Oleh karena itu, Nabi shollallohu
alaihi wasallam -yang sangat penyayang, sangat penyantun, dan sangat
simpati terhadap kaum mukminin- telah mengabarkan; bahwa beliau khawatir
terhadap kita, bila dunia ini dibuka untuk kita, sehingga kita saling
berlomba untuk mendapatkannya, dan inilah yang terjadi.
Maka waspadalah saudaraku, jangan sampai kehidupan dunia ini menipumu, dan jangan sampai pula (setan) penipu mengelabuimu. Anda,
bila Allah meluaskan rizkimu dan kamu bersyukur, maka itulah yang baik
bagimu, sebaliknya bila Dia menyempitkan rizkimu dan kamu bersabar, maka
itulah yang baik bagimu. Adapun menjadikan dunia sebagai target utamamu
dan tujuan akhir ilmumu, maka ini adalah kerugian di dunia dan di
akherat.
Semoga Allah melindungi kami dan kalian dari berbagai cobaan, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.
[Sumber: Syeikh Utsaimin, Kitab: Syarah Riyadhus Sholihin 6/687, diterjemahkan oleh ustadz Musyaffa'Addariny,Lc,MA]
Sumber : Dunia Untuk Anda
Post a Comment