http://dvdmurottal4mode.blogspot.com/

Home » , » Dropout dari Stanford, Pemuda 21 Tahun Ini Berhasil Membangun Perusahaan Beromset US$1,5 Juta

Dropout dari Stanford, Pemuda 21 Tahun Ini Berhasil Membangun Perusahaan Beromset US$1,5 Juta

Written By Cetakan Puding Silikon on Sunday 1 March 2015 | 05:12

Dropout dari sekolah atau perguruan tinggi bukan berarti tidak bisa sukses. Banyak orang kaya dan sukses di dunia ini adalah mereka yang dropout dari studinya, misalnya Bill Gates yang dropout dan sukses dengan Microsoftnya, Mark Zuckerberg yang dropout dan sukses dengan Facebooknya, dan masih banyak lagi. Ari Dyckovsky adalah pemuda berusia 21 tahun yang dropout dari Stanford, dan sukses besar mengelola startup Argo yang saat ini bertumbuh dengan aset $1,5 milyar dollar.
Sebelumnya dikenal dengan nama Arktos, dua orang mahasiswa dropout dari Stanford dan seorang pekerja yang mengundurkan diri dari pekerjaannya fokus membangun sebuah spreadsheet alternatif Excel yang lebih baik. Namun, nama Arktos sekarang diganti menjadi Argo, kini meraih omset sebesar $1.525 juta, fokus membangun “sebuah tool eksplorasi data yang tersambung antar departemen untuk membantu para staf departemen berkolaborasi satu sama lain,”  kata Ari Dyckovsky seperti dikutip dari Techcruch.
Masih menurut Ari, memang ketika sebuah startup baru dibangun sangat mudah untuk bertemu satu sama lain, mengelola data bersama-sama, namun ketika startup sudah mulai tumbuh besar, seringkali harus berkolaborasi secara berjauhan, dan ini menjadi kendala tersendiri. Dan itulah alasan mengapa Arkos ada.
Kilas balik ke tahun 2013, startup ini bukanlah rencana awal ketika Ari Dyckovsky masih menjadi mahasiswa baru di Stanford yang merasa tidak nyaman dengan belajar fisika kuantum dan keuangan kuantitatif. Dia pun segera akrab dengan teman barunya dan seorang web developer, Ryan Atallah. Dengan melihat penjualan Instagram dan Snapchat masih fresh namun begitu melesat bak meteor, di mana kedua aplikasi ini didirikan oleh mahasiswa dropout dari Stanford, membuat kedua karib ini mulai memimpikan ide-ide startup.
“Kami menginginkan sesuatu yang rumit menjadi sederhana, dan memudahkan orang-orang untuk belajar hal itu. Kami ingin membuat data yang lebih mudah diakses oleh orang, dan yang lebih penting lagi menciptakan pengetahuan bagi dari data yang lebih mudah diakses,” kenang Dyckovsky.
Ide yang muncul tersebut adalah alternatif bagi Excel. “Daripada hanya berupa kolom dan baris, mengapa kami tidak membuat antar muka yang membuatnya mudah membangun visualisasi?” pikir mereka berdua.
Dari ide inilah Ari Dyckovsky menccari sumber invstasi dari modal pinjaman bank sepupunya Andrew Vigneault yang lebih tua beberapa tahun, lalu mereka mulai menggarap apa yang kemudian mereka sebut sebagai Arktos.
Mereka kemudian bersama-sama membangun sebuah tim kemitraan jangka panjang. Kerjasama mereka begitu kuat dalam merancang sebuah startup bisnis ini.
Karena kesibukan membangun startup inilah, mereka pun tidak fokus, baik kuliahnya maupun pekerjaannya. Ryan yang masih kuliah akhirnya dropout dari Stanford, dan Vigneault yang bekerja pun mengundurkan diri dari pekerjaannya. Dan mereka bertiga akhirnya fokus di startup ini sehingga kini meraih omset $1,525 juta hanya kurang dari 2 tahun, setelah mendapatkan suntikan dana bantuan dari investor Facebook Accel Partners.
Ketiganya kini mulai menikmati hasil dari jerih payah mereka, meskipun harus meresikokan diri dengan dropout dari bangku kuliah di perguruan tinggi bergengsi, Stanford University.

Editor: Lintang Sunu (@lintangst)
Sumber: www.techcrunch.com
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pengusaha Muslim Kalimantan Barat - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger