Jika ada tantangan yang dilakukan oleh begitu banyak orang di dunia
ini, mungkin adalah Ice Bucket Challenge. Ini adalah tantangan menyiram
seember air es ke kepala yang kemudian difilmkan dan dimasukkan ke media
sosial. Orang yang melaksanakan tantangan itu kemudian bisa menantang
hal yang sama kepada orang lain.
Tentu saja tantangan tersebut bukan dilakukan tanpa arti. Tantangan
ini dilakukan sebagai dukungan dan donasi bagi penelitian terhadap
amyotrophic lateral sclerosis (ALS) yang merupakan penyakit pada syaraf
motorik manusia dan mengakibatkan kelumpuhan seperti dialami oleh
Stephen Hawking. Pilihan bagi orang yang ditantang melakukan ini adalah:
melaksanakan tantangan tanpa harus melakukan donasi, melaksanakan
tantangan dan tetap melakukan donasi sebesar US$10, atau tidak
melaksanakan tantangan tapi membayar donasi sebesar US$100.
Pada pelaksanaannya tentu saja tidak harus mengikuti pakem yang telah
dibuat. Kenyataannya ada yang tetap menjalankan tantangan dan membayar
donasi US$100 karena ini bukan tantangan dengan aturan yang baku, dan
lebih menekankan keprihatinan bersama atas penyakit ALS. Dimulai pada
sekitar Juni 2014, pada bulan Agustus saja telah diunggah 1,2 juta video
dan kabarnya menghasilkan donasi lebih dari US$80 juta untuk ALS
Association.
Orang-orang terkenal, mulai dari artis, olahragawan, sampai bekas
presiden ikut menerima tantangan ini. Justin Bieber, Russell Brand,
George Bush Jr, Leonardo DiCaprio, Messi, Neymar, CR7, dan lain-lain.
Bahkan proses viral dari video ini sudah mencapai banyak negara di dunia
termasuk di Asia dan Indonesia. Daniel Mananta, mantan DJ MTV, termasuk
yang melakukannya dan bahkan menantang Jokowi dan Prabowo untuk juga
melakukannya.
Ice Bucket Challenge ini pun ternyata menjadi cara untuk
“mendamaikan” beberapa brand yang bersaing. Samsung misalnya, mengambil
tantangan ini dan kemudian menominasikan kompetitornya, seperti iPhone
dan Nokia untuk melakukan hal yang sama. Hal ini dilakukan Samsung untuk
menunjukkan kualitas Samsung yang tahan air. Memang Ice Bucket
Challenge ini tidak sekadar diikuti oleh orang, tetapi juga oleh
brand-brand besar. Salah satunya dilakukan pula oleh McDonald’s yang
menampilkan Ronald McDonald’s ikut melaksanakan tantangan ini.
Ice Bucket Challenge menjadi contoh bagaimana social collaboration campaign menjadi fenomena baru marketing. Social collaboration
adalah proses dimana orang-orang saling berinteraksi, berbagi
informasi, dan melakukan hal bersama-sama untuk tujuan bersama. Social
collaboration campaign ini dapat terjadi dengan bantuan internet,
sehingga orang-orang yang terlibat di dalamnya bisa berinteraksi dan
merespons dengan cepat. Social collaboration campaign sebenarnya juga
sudah dilakukan di Indonesia seperti bersama-sama mendukung gerakan
antinarkoba, gerakan peduli AIDS, dan lain-lain.
Dengan adanya internet, social collaboration campaign kemudian tidak
terbatas di satu area tertentu saja, tetapi sudah melampaui batas-batas
negara. Social collaboration campaign ini bisa menjadi kampanye
marketing yang efektif jika dilakukan secara tepat, karena membutuhkan
partisipasi aktif dari orang-orang yang melakukan secara independen.
Aktivitas marketing memang sudah melampaui batas-batas apa pun di
dunia ini. Seperti Ice Bucket Challenge, setiap orang dari berbagai
profesi di seluruh dunia saling memarketingkan fenomena ALS tersebut
demi kebaikan dunia. Akhirnya kita memang merasakan bahwa bumi ini
semakin lama semakin kecil dan mendekatkan kita satu sama lain sebagai
makhluk sosial.
Sumber : Social Collaboration
Post a Comment